MINYAK ATSIRI DARI KULIT JERUK

Esti Untari*. Mudjijono**

  • *   Mahasiswa S2, Program Pasca Sarjana Pendidikan Sain Universitas Sebelas Maret
  • **  Surat menyurat ditujukan; Dosen Program Pasca Sarjana Pendidikan Sain Universitas Sebelas Maret

                    Jl. Ir. Sutami 36A, Kentingan, Jebres, Surakarta, Kode Pos 57126, Indonesia.

PENDAHULUAN

TEORI PENGUAPAN

MINYAK ATSIRI

TEKNOLOGI PENGOLAHAN MINYAK ATSIRI

ALAT DESTILATOR

MINYAK ATSIRI DARI KULIT JERUK

PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA 

 

I         PENDAHULUAN

Minyak atsiri lazim juga dikenal dengan nama minyak mudah menguap atau minyak terbang, pengertian atau definisi minyak atsiri yang ditulis dalam Encyclopedia of Chemical Technology menyebutkan bahwa minyak atsiri merupakan senyawa, yang pada umumnya berujud cairan, yang diperoleh dari bagian tanaman, akar, kulit, batang, daun, buah, biji maupun dari bunga dengan cara penyulingan dengan uap, tetapi dapat juga diperoleh dengan cara lain seperti dengan cara ekstraksi dengan menggunakan pelarut organik maupun dengan cara dipres atau dikempa dan secara enzimatik.

Minyak atsiri dapat dibagi menjadi dua kelompok. Pertama, minyak atsiri yang dengan mudah dapat dipisahkan menjadi komponen-komponen atau penyusun murninya. Komponen-komponen ini dapat menjadi bahan dasar untuk diproses menjadi produk-produk lain. Contohnya: minyak sereh, minyak daun cengkeh, minyak permen, dan minyak terpentin. Biasanya komponen utama yang terdapat dalam minyak atsiri tersebut dipisahkan atau diisolasi dengan penyulingan bertingkat selalu dilakukan dalam keadaan vakum. Hal ini dikerjakan untuk menghindari terjadinya isomerisasi, polimerasi atau peruraian. Kedua, minyak atsiri yang sukar dipisahkan menjadi komponen murninya. Contohnya minyak akar wangi, minyak nilam, minyak kenanga. Biasanya minyak atsiri tersebut langsung dapat digunakan, tanpa diisolasi komponen-komponennya. Sebagai produk pewangi berbagai produk.

II      TEORI PENGUAPAN

Minyak atsiri, minyak mudah menguap atau minyak terbang merupakan campuran dari senyawa yang  berujud cairan atau padatan yang memiliki komposisi maupun titik didih yang beragam, penyulingan dapat didefinisikan sebagai proses pemisahan komponen-komponen suatu campuran yang terdiri dari dua cairan atau lebih berdasarkan perbedaan tekanan uap atau berdasarkan perbedaan titik didih komponen-komponen senyawa tersebut. Penyulingan pada dasarnya  terdapat dua jenis yaitu:

1.  Penyulingan suatu campuran yang berujud cairan yang tidak saling bercampur, hingga membentuk  dua fasa atau dua lapisan.

Keadaan ini terjadi pada pemisahan minyak atsiri dengan uap air. Penyulingan dengan uap air sering disebut juga hidrodestilasi. Pengertian umum ini memberikan gambaran bahwa penyulingan dapat dilakukan dengan cara mendidihkan bahan tanaman atau minyak atsiri dengan air. Pada proses ini akan dihasilkan uap air yang dibutuhkan oleh alat penyuling. Uap air tersebut dapat juga dihasilkan dari alat pembangkit uap air yang terpisah.

Dalam penyulingan ini cairan murni ditempatkaan dalam bejana tertutup. Cairan murni tersebut juga dapat disebut senyawa kimia murni. Dalam pengertian ilmu kimia senyawa merupakan molekul-molekul. Pada suhu tertentu, maka energi yang dimiliki molekul-molekul juga tertentu.

Pada dasarnya molekul-molekul telah mempunyai energi hingga dapat bergerak. Bila suhu molekul naik dengan cara dipanaskan maka tenaga gerak molekul akan bertambah. Molekul-molekul selama bergerak akan saling bertumbukan. Molekul-molekul digambarkan dengan bulatan-bulatan, yang saling bertumbukan. Di lapisan permukaan molekul-molekul memiliki tendensi bergerak meninggalkan permukaan cairan masuk ke ruang di atas cairan. Molekul-molekul berubah menjadi molekul uap. Molekul-molekul dalam keadaan uap memiliki tenaga gerak yang lebih besar bila dibandingkan dengan keadaan cair. Molekul-molekul uap selama bergerak juga saling bertumbukan dan kemungkinan arah geraknya menuju kembali ke permukaan cairan. Pada suatu saat banyaknya molekul yang lepas dari permukaan menjadi uap dan kembali ke fasa cairnya atau lazim mengalami pengembunan akan sama jumlahnya. Keadaan ini disebut keseimbangan dinamik., bila bejana yang dipenuhi oleh molekul uap dibuka maka molekul-molekul uap akan lepas dan akan diganti oleh molekul-molekul uap lain.

 

 penguapan

a.  Penguapan cairan murni dalam bejana tertutup

b.  Cairan pertama dan kedua bercampur sempurna

Gambar 1.  teori penguapan

2. Penyulingan suatu larutan membentuk satu fasa. Pada keadaan ini pemisahan minyak atsiri menjadi beberapa komponennya, sering disebut fraksinasi, tanpa menggunakan uap.

Cairan yang pertama yang digambarkan dengan bulatan tak berwarna, sedangkan bulatan yang kedua digambarkan dengan bulatan berwarna hitam bila dicampurkan kedua cairan ini bercampur secara sempurna. Kedua macam cairan yang dicampur membentuk satu fasa maka lapisan di permukaan hanya terdapat sebagian saja dari molekul-molekul yang pertama. Jumlah molekul cairan yang pertama yang lepas menjadi uap setiap waktunya sangat tergantung pada jumlah yang terdapat di lapisan permukaan. Karena jumlahnya lebih sedikit bila dibandingkan dengan keadaan pertama, maka jumlah molekul pertama yang menguap pun lebih sedikit. Pada umumnya jumlah molekul setiap komponen yang membentuk campuran yang homogen, tercampur sempurna, terdapat dalam fasa uap, maka jumlahnya selalu lebih sedikit bila dibandingkan yang terdapat dalam ruang yang sama berasal dari cairan yang murni.

Pada penyulingan dilakukan pada tekanan atmosfer, maka tekanan uap setara dengan tekanan uap setara dengan berat air raksa dalam kolom setinggi 760 mm. Bila tekanan di atas cairan diturunkan maka penurunan titik didih, sebaliknya bila tekanan sistem dinaikkan maka akan menaikkan titik didih. Titik didih didefinisikan sebagai  suhu pada tekanan atmosfer atau pada tekanan tertentu di mana cairan berubah menjadi uap. Suatu cairan yang terdiri dari beberapa senyawa/komponen penyusun yang dapat bercampur sempurna satu terhadap lainnya dan masing-masing memiliki tiik didih yang berbeda, maka cairan tersebut lazim tidak memiliki titik didih yang tertentu tetapi memiliki kisaran titik didih.

Pada penyulingan komponen senyawa yang memiliki titik didih yang rendah akan menguap terlebih dahulu, kemudian suhu pendidihan cairan akan naik hingga akhirnya sampai komponen senyawa yang memiliki titik didih yang tinggi. Misalnya pada campuran yang dikatakan campuran yang heterogen, yang terjadi pada minyak atsiri dengan air. Proses pemisahan atau isolasi minyak atsiri dengan cara penyulingan dengan uap atau penyulingan dengan air yang mendidih (hidrodestilasi). Dalam hal ini cairan membentuk dua fasa (heterogen) maka komposisi uap yang tercampur, pada suatu suhu tidak tergantung pada komposisi cairan.   

III .   MINYAK ATSIRI

Minyak yang ada di alam dapat dibagi menjadi tiga golongan, yaitu : minyak mineral (mineral oil), minyak nabati dan hewani yang dapat dimakan, serta minyak atsiri (essential oil). Minyak atsiri dikenal juga dengan nama eteris atau minyak terbang (volatile oil) yang dihasilkan oleh tanaman. Minyak atsiri mudah menguap pada suhu kamar tanpa mengalami dekomposisi, mempunyai rasa getir (pungent taste), berbau wangi sesuai dengan bau tanaman penghasilnya, umunya larut dalam pelarut organik dan tidak larut dalam air.

Dalam bidang industri, minyak atsiri digunakan untuk pembuatan kosmetik, parfum, antiseptik, obat-obatan, flavoung agent dalam makanan atau minuman serta sebagai pencampur rokok kretek. Beberapa jenis minyak atsiri digunakan sebagai bahan astiseptik internal dan eksternal, untuk bahan analgesik, haemolitik atau sebagai antizymatik serta sebagai sedavita dan stimulans untuk obat sakit perut. Minyak atsiri yang baru diekstraksi biasanya tidak berwarna atau berwarna kekuning-kuningan.

Minyak atsiri dapat menguap pada suhu kamar dan penguapannya semakin besar seiring dengan kenaikan suhu. Umumnya minyak atsiri larut dalam alkohol encer yang konsentrasinya kurang dari 70%. Daya larut tersebut akan lebih kecil jika minyak atsiri mengandung fraksi terpene dalam jumlah besar. Sifat minyak atsiri ditentukan oleh persenyawaan kimia yang terdapat di dalamnya, terutama persenyawaan tak jenuh (terpene), ester, asam dan aldehida serta beberapa jenis persenyawaan lainnya. lainn

Kandungan minyak atsiri secara umum :

  1. unsur-unsur dasar;  karbon (C), hidrogen (H) dan oksigen (O), ka-dang-kadang juga terdiri atas nitrogen (N) dan belerang (S).
  2. resin dan lilin dalam jumlah kecil yang merupakan komponen tidak dapat menguap.
  3. hidrokarbon sebagian besar terdiri atas : monoterpen (2 unit isoprene), sesouiterpen (3 unit isoprene), diterpen (4 unit isoprene), politerpen, parafin, olefin dan hidrokarbon aromatik. Kom-ponen hidrokarbon yang dominan menentukan bau dan sifat khas dari setiap jenis minyak, sebagai contoh minyak jeruk mengandung 90% limonen. Oxygeneted Hydrocarbon mengandung unsur-unsur karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O). Yang termasuk oxygeneted hydrocarbon adalah persenyawaan alkohol, aldehida, keton, oksida, ester dan eter. Ikatan karbon dalam oxygeneted hydrocarbon ada yang jenuh dan ada yang tidak jenuh. tidak jenuh tidak jenuh

IV    . TEKNOLOGI PENGOLAHAN MINYAK ATSIRI

Minyak atsiri adalah zat cair yang mudah menguap bercampur dengan persenyawaan padat yang berbeda dalam hal komposisi dan titik cairnya, larut dalam pelarut organik dan tidak larut dalam air. Berdasarkan sifat tersebut, maka minyak atsiri dapat diekstrak dengan 3 macam cara, yaitu :

1. Penyulingan

Penyulingan adalah proses pemisahan komponen yang berupa cairan atau padatan dari 2 macam campuran atau lebih, berdasarkan perbedaan titik uapnya dan proses ini dilakukan terhadap minyak atsiri yang tidak larut dalam air. Dalam industri pengolahan minyak atsiri telah dikenal 3 macam sistem penyulingan, yaitu:

       a. Penyulingan dengan air

Pada sistem penyulingan dengan air, bahan yang akan disuling langsung kontak dengan air mendidih. Bahan yang akan disuling dapat melayang atau seluruhnya dapat tenggelam dalam air, hal ini tergantung pada berat jenis dan banyaknya bahan yang berada dalam ketel penyuling. Oleh karena itu sistem ini sangat baik digunakan untuk penyulingan bahan yang dapat bergerak bebas dalam air mendidih. Apabila bahan tersebut disuling dengan uap, maka akan terjadi penggumpalan dan uap tidak dapat menembus sel-sel dari bahan secara merata.

Pada saat penyulingan berlangsung, setiap butir-butir minyak yang terdapat di dalam jaringan bahan dapat ditarik dari kelenjer dan di bawa ke permukaan bahan oleh peristiwa osmose. Kemudian bersama dengan uap air menuju alat pendingin (kondenser), dan akhirnya ditampung dengan alat pemisah air dengan minyak.

Sumber panas yang biasanya digunakan untuk menguapkan air adalah api langsung atau mantel-mantel panas (steam jocket), cepat atau lambatnya penyulingan dapat dikontrol dengan intensitas nyala api atau tekanan uap dalam mantel yang mengatur kecepatan uap masuk. Untuk menghindari terlampaunya bahan yang disuling apabila menggunakan api langsung biasanya dipasang pengatur khusus.

Penyulingan dengan sistem air langsung, tekanan uap biasanya sama dengan tekanan udara luar, yakni 1 atsmosfer. Suatu kelemahan penyulingan dengan air langsung ialah sebagian zat kimianya yang dapat larut dalam air dan mempunyai titik didih yang tinggi akan tetap terikat bersama air dalam ketel.

Penyulingan dengan air langsung, alat-alatnya sederhana dan mudah dipindah-pindahkan. Rendemen minyak umumnya rendah. Air sulingan yang dipisahkan dengan minyak sebaiknya dikembalikan ke dalam ketel penyulingan agar minyak yang larut dalam air dapat tersuling kembali.

       b. Penyulingan dengan air dan uap

Bahan yang akan disuling diletakkan di atas ayakan pemisah yang terdapat beberapa cm di atas air. Pada sistem penyulingan air dan uap, kondisi dalam ketel penyulingan selalu jenuh dan basah. Bahan hanya berhubungan dengan uap, bukan dengan air yang mendidih. Uap bertekanan rendah dalam jenuh basah, melalui bahan dan keluarnya butir-butir minyak dari sel kelenjer dipengaruhi oleh kepadatan bahan dalam ketel tekanan uap, berat jenis dengan kadar air bahan serta berat molekul komponen bahan disuling.

Salah satu keuntungan dari penyulingan air dan uap apabila dibandingkan dengan penyulingan langsung bahwa uap yang tidak merata dapat dihindarkan. Uap bergerak diseluruh permukaan dan dididihkan sehingga penetrasi uap kedalam jaringan-jaringan bahan berjalan dengan baik dan sempurna.

Kecepatan penyulingan dengan sistem penyulingan air dan uap ini relatif lebih cepat apabila dibandingakan dengan sistem penyulingan air langsung, dan hasil minyak yang diperoleh lebih banyak jumlahnya serta mutu lebih baik.

Penyulingan dengan air dan uap sangat cocok untuk bahan yang akan disuling berupa daun dan rumput-rumputan. Bahan di dalam ketel harus merata letak dan ukurannya supaya jangan terjadi penggumpalan. Distilat yang telah dipisahkan dengan minyak dapat dibuang langsung (jika perlu).

       c. Penyulingan dengan uap

Pada dasarnya prinsip penyulingan dengan uap hampir sama dengan penyulingan dengan air dan uap. Perbedaannya ialah bahwa air yang dipanaskan tidak terdapat dalam ketel penyulingan, tetapi dalam boiler yang terpisah. Uap yang dihasilkan mempunyai tekanan yang lebih tinggi dari tekanan udara luar dan dialirkan melalui bahan yang terdapat dalam ketel penyulingan. Dengan menggunakan uap dari boiler periode pertama suhu bahan dalam ketel akan naik, dan sebagian dari uap akan berkondensasi. Uap yang berkondensasi ini akan mengekstrak minyak yang terkandung dalam kelenjer-kelenjer minyak pada bahan dan di bawa ke permukaan.

Apabila penyulingan  dimulai dengan uap bertekanan tinggi akan terjadi penguraian dari kandungan bahan. Penyulingan dengan uap sebaiknya dimulai dengan uap bertekanan rendah kemudian secara berangsur-angsur tekanan dinaikkan. Biasanya tekanan mula-mula 1 atsmosfer, kemudian secara berangsur-angsur dinaikkan sampai 3 atsmosfer. Apabila kadar minyak dalam bahan dianggap telah menurun sedangkan zat penting yang mempunyai titk-titik didih tinggi belum tersuling, maka tekanan uap dapat dinaikan lagi.

Selama penyulingan suhu tekanan uap dalam ketel penyuling harus dijaga, karena ini akan mengakibatkan mengeringnya bahan yang disuling dan merendahkan kadar minyak yang dihasilkan, sedangkan tekanan uap yang tinggi menyebabkan terjadinya penguraian komponen-komponen minyak. Oleh sebab itu penyulingan harus dimulai dengan tekanan rendah, berangsur-angsur tekanan dinaikan.

Cara penyulingan ini cocok sekali digunakan untuk mengekstraksi minyak biji-bijian, akar dan kayu-kayuan yang mengandung minyak dengan titik didih yang tinggi, tidak baik untuk serbuk. Jumlah dan mutu minyah lebih tinggi dibandingan dengan cara penyulingan terdahulu asal saja tidak terjadi atau pengumpulan waktu penyulingan. Air distilasi yang dipisahkan dengan minyak dapat dibuang langsung.

       2. Ekstraksi dengan pelarut menguap

Prinsip ekstraksi ini adalah melarutkan minyak atsiri dalam bahan dengan pelarut organik yang mudah menguap. Proses ekstraksi biasanya dilakukan dalam wadah (ketel) yang disebut ”extractor”.

Ekstraksi dengan pelarut organik umumnya digunakan untuk mengekstraksi minyak atsiri yang mudah rusak oleh pemanasan dengan uap dan air, terutama untuk mengekstrak minyak dari bunga-bungaan misalnya bunga cempaka,melati, mawar, kenanga, lily, dan lain-lain. Bunga-bungaan yang masih segar dimasukkan ke dalam ”extractor” dan selanjutnya pelarut menguap yang murni dipompakan ke dalam ”extractor”. Sebagai pelarut biasanya digunakan petroleum ether, carbon tetra chlorida, chloroform dan pelarut lainnya yang bertitik didih rendah. Pelarut organik akan berpenetrasi ke dalam jaringan bunga-bungaan dan akan melarutkan minyak serta bahan ”non volatile” yang berupa resin, lilin dan beberapa macam zat warna.

Komponen ”non volatile” tersebut merupakan kotoran dalam minyak atsiri, dan kotoran tersebut dapat dipisahkan dengan cara penyulingan pada suhu rendah dan tekanan vakum. Dengan cara penyulingan ini maka pelarut beserta minyak atsiri akan menguap dan selanjutnya uap tersebut dikondensasikan, sedangkan komponen ”non volatile” tetap tertinggal dalam ketel suling.

Hasil kondensasi yang merupakan campuran dari pelarut dan minyak atsiri, disebut ”concrete”. Jika ”concrete” tersebut dilarutkan dalam alkohol, maka minyak atsiri akan larut sempurna, sedangkan fraksi lilin tidak dapat larut dan akan membentuk endapan keruh.

Dalam industri pembuatan parfum, fraksi lilin tersebut dapat dipisahkan dengan cara mengekstraksi minyak atsiri dari ”concrete” secara berulang-ulang menggunakan alkohol. Proses ekstraksi ini dilakukan dalam suatu alat yang khusus dilengkapi dengan alat pengaduk, disebut ”batteuses”. Lilin akan mengendap sempurna dalam alkohol dan selanjutnya dipisahkan dengan cara penyaringan.

Setelah proses penyaringan, larutan minyak dalam alkohol didinginkan dalam ”refrigerator”, yang bertujuan untuk membantu pengendapan lilin yang mungkin masih terdapat dalam larutan minyak-alkohol, dan selanjutnya disaring kembali. Larutan minyak atsiri dalam alkohol yang sudah bebas dari fraksi lilin dipekatkan dengan menguapkan sebagian alkohol dalam ruangan vakum suhu rendah. Minyak bunga-bungaan yang telah dipekatkan dan larut sempurna dalam alkohol disebut ”absolute”, yang berbau wangi alamiah seperti bau bunga dari tanaman penghasilnya dan baik digunakan sebagai bahan baku pembuatan parfum.

Jika dibandingkan dengan mutu minyak bunga hasil dari penyulingan, maka minyak bunga hasil ekstrak menggunakan pelarut menguap, masih memiliki bau asli bunga alamiah. Namun demikian biaya untuk ekstraksi relatif mahal, dan kehilangan pelarut selama proses ekstraksi akan menambah biaya produksi minyak. Oleh karena itu ekstraksi dengan menggunakan pelarut, baik dilakukan terhadap minyak yang mempunyai nilai ekonomi yang tinggi, misalnya minyak melati, sedap malam, mimosa, violet dan akasia.

V.  ALAT DESTILATOR (PENYULING) MINYAK ATSIRI

Destilator (Penyuling) Minyak Atsiri adalah alat yang digunakan untuk melakukan proses destilasi (penyulingan) minyak tanaman menghasilkan minyak atsiri (essential oil). Minyak yang dapat dihasilkan antara lain minyak nilam, minyak kayu putih, minyak cengkeh, dan lain-lain.

VI    MINYAK ATSIRI DARI KULIT JERUK

Dalam kehidupan sehari-hari, buah jeruk umumnya hanya dimanfaatkan bagian daging buah untuk kepentingan konsumsi. Kulit buah jeruk biasanya hanya dibuang sebagai sampah, tetapi saat ini dapat diolah suatu bahan yang menghasilkan produk bernilai tinggi, produk ini digunakan untuk keperluan kesehatan dan bahan pengharum. Jenis minyak atsiri jeruk dibedakan berdasarkan varietasnya. Semua kulit jeruk sebenarnya dapat diambil atau diekstrak minyak atsirinya. Kulit jeruk yang tersedia cukup banyak adalah kulit jeruk manis, jeruk besar, jeruk siam, jeruk siam madu, jeruk purut, jeruk nipis, dan jeruk keprok.

Ekstraksi minyak atsiri dari kulit jeruk dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti pengepresan dingin, menggunakan bahan pelarut, maupun dengan distilasi. Cara yang sederhana dan mudah dilakukan adalah dengan metode distilasi uap/air. Cara penyulingan minyak atsiri, pertama-tama adalah memasukkan bahan baku dari tanaman yang mengandung minyak ke dalam ketel pendidih atau ke dalam ketel penyulingan dan dialiri uap. Air yang panas dan uap, tentu akan mempengaruhi bahan tersebut sehingga di dalam ketel terdapat dua cairan, yaitu air panas dan minyak atsiri. Kedua cairan tersebut didihkan perlahan-lahan hingga terbentuk campuran uap yang terdiri dari uap air dan uap minyak. Campuran uap ini akan mengalir melalui pipa-pipa pendingin dan terjadilah proses pengembunan sehingga uap tadi kembali mencair. Dari pipa pendingin, cairan tersebut dialirkan ke alat pemisah yang akan memisahkan minyak atsiri dari air berdasarkan berat jenisnya.

Prinsip dasar metode distilasi adalah uap dari air digunakan untuk mengangkat minyak atsiri dari dalam jaringan kulit jeruk dan kemudian didinginkan dengan air mengalir. Hasil yang diperoleh adalah campuran air dan minyak yang karena perbedaan berat jenis akan terpisah dimana lapisan minyak ada di atas sedangkan lapisan air ada di bawah. Lapisan minyak kemudian diambil menggunakan pipet dan dimasukkan dalam botol berwarna gelap. Penyimpanan sebaiknya dilakukan di dalam lemari es (kulkas) karena memiliki suhu rendah dan terhindar dari paparan sinar matahari.

Minyak atsiri jeruk terdiri atas banyak senyawa yang sifatnya mudah menguap. Tiap varietas jeruk memiliki variasi komposisi kandungan senyawa yang berbeda sehingga menyebabkan perbedaan aroma yang ditimbulkan. Walaupun demikian, minyak atsiri jeruk umumnya mengandung senyawa dominan yang dikenal dengan nama limonen. Kandungan senyawa limonen bervariasi antar varietas jeruk, yaitu antara 70-92%. Berdasarkan hasil uji preferensi terhadap aroma minyak atsiri jeruk, diperoleh data minyak atsiri asal jeruk manis, purut, lemon, nipis, jari budha/kuku harimau, dan jeruk siem madu yang paling disukai konsumen. Aroma yang kurang disukai adalah minyak atsiri asal jeruk besar dan siem.

   

Gambar 2. sistem distilasi skala industri menengah

Minyak atsiri jeruk dapat digunakan sebagai pengharum ruangan, bahan parfum, dan mengubah citra rasa makanan menjadi lebih menarik. Selain itu, minyak atsiri jeruk juga memiliki manfaat kesehatan yang digunakan sebagai aroma terapi. Aroma jeruk dapat menstabilkan sistem syaraf, menimbulkan perasaan senang dan tenang, meningkatkan nafsu makan, dan penyembuhan penyakit. Manfaat bagi kesehatan disebabkan adanya kandungan senyawa penyusun, antara lain : Limonen, melancarkan peredaran darah, meredakan radang tenggorok dan batuk serta menghambat sel kanker. Linalool, bersifat sebagai penenang (sedatif); Linalil asetat, bersifat sebagai penenang (sedatif); Terpineol, bersifat sebagai sedatif; Sitronela, sebagai penenang dan pengusir nyamuk.

Beberapa minyak atsiri jeruk dan manfaatnya terhadap penyembuhan penyakit antara lain Jeruk manis: sedatif, anti depresi, tonik, antiseptik. Jeruk purut : sedatif, pengusir nyamuk, pereda flu, tonik. Grape fruit : penghambat sel kanker karena kandungan limone tinggi (>90%). Jeruk lemon : antihipertensi, tonik, anti bakteri.

VII. PENUTUP

Minyak atsiri merupakan senyawa, yang pada umumnya berujud cairan, yang diperoleh dari bagian tanaman, akar, kulit, batang, daun, buah, biji maupun dari bunga dengan cara penyulingan dengan uap, tetapi dapat juga diperoleh dengan cara lain seperti dengan cara ekstraksi dengan menggunakan pelarut organik maupun dengan cara dipres atau dikempa dan secara enzimatik.

Ekstraksi minyak atsiri dari kulit jeruk dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti pengepresan dingin, menggunakan bahan pelarut, maupun dengan distilasi. Cara yang sederhana dan mudah dilakukan adalah dengan metode distilasi uap/air. Cara penyulingan minyak atsiri, pertama-tama adalah memasukkan bahan baku dari tanaman yang mengandung minyak ke dalam ketel pendidih atau ke dalam ketel penyulingan dan dialiri uap. Air yang panas dan uap, tentu akan mempengaruhi bahan tersebut sehingga di dalam ketel terdapat dua cairan, yaitu air panas dan minyak atsiri. Kedua cairan tersebut didihkan perlahan-lahan hingga terbentuk campuran uap yang terdiri dari uap air dan uap minyak. Campuran uap ini akan mengalir melalui pipa-pipa pendingin dan terjadilah proses pengembunan sehingga uap tadi kembali mencair. Dari pipa pendingin, cairan tersebut dialirkan ke alat pemisah yang akan memisahkan minyak atsiri dari air berdasarkan berat jenisnya.

Prinsip dasar metode distilasi adalah uap dari air digunakan untuk mengangkat minyak atsiri dari dalam jaringan kulit jeruk dan kemudian didinginkan dengan air mengalir. Hasil yang diperoleh adalah campuran air dan minyak yang karena perbedaan berat jenis akan terpisah dimana lapisan minyak ada di atas sedangkan lapisan air ada di bawah. Lapisan minyak kemudian diambil menggunakan pipet dan dimasukkan dalam botol berwarna gelap. Penyimpanan sebaiknya dilakukan di dalam lemari es (kulkas) karena memiliki suhu rendah dan terhindar dari paparan sinar matahari.

Minyak atsiri jeruk dapat digunakan sebagai pengharum ruangan, bahan parfum, dan mengubah citra rasa makanan menjadi lebih menarik. Selain itu, minyak atsiri jeruk juga memiliki manfaat kesehatan yang digunakan sebagai aroma terapi. Aroma jeruk dapat menstabilkan sistem syaraf, menimbulkan perasaan senang dan tenang, meningkatkan nafsu makan, dan penyembuhan penyakit. Manfaat bagi kesehatan disebabkan adanya kandungan senyawa penyusun, antara lain : Limonen, melancarkan peredaran darah, meredakan radang tenggorok dan batuk serta menghambat sel kanker. Linalool, bersifat sebagai penenang (sedatif); Linalil asetat, bersifat sebagai penenang (sedatif); Terpineol, bersifat sebagai sedatif; Sitronela, sebagai penenang dan pengusir nyamuk.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2005. Destilator Minyak Atsiri. Malang: CV. Agrindo Cipta Mandiri

Hardjono Sastrohamidjojo. 2004. Kimia Minyak Atsiri. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Link terkait:

http://id.wikipedia.org/wiki/Minyak_atsiri

http://anekaindustri.com/industri-minyak-atsiri.html

http://www.blogcatalog.com/manfaat-minyak-atsiri.html

Mutia Kemala. 2008. Minyak Atsiri. html

Leave a comment